Minggu, 02 Juli 2017
Tugas Resume Psikologi Pendidikan setelah UTS
HAIII READERS!!
Kali ini saya akan membahas tentang Pelajar Yang Tidak Biasa. Apakah itu??
PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Pelajar yang tidak biasa adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.
Ketidakmampuan dan gangguan ( disorder ) dikelompokkan sebagai berikut :
gangguan organ indra ( sensory ),
gangguan fisik, retardasi mental,
gangguan bicara dan bahasa,
gangguan belajar ( learning disorder ),
attention deficit hyperactivity disorder, dan
gangguan emosional dan perilaku.
GANGGUAN INDRA
Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran, diantaranya :
1. Gangguan Penglihatan
Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita
gangguan penglihatan ini adalah menentukan modalitas agar murid dapat belajar dengan baik.
Terdapat murid-murid yang mengalami problem penglihatan (visual) yang masih belum diperbaiki dan beberapa diantaranya menderita gangguan visual serius dan dikategorikan rusak penglihatannya, yang lebih dikenal dengan low vision dan murid buta.Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar.Anak yang “buta secara edukasional” tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.Banyak anak buta memiliki kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) untuk membantu anak belajar dengan baik (Bowe,2000). Salah satu persoalan dalam pendidikan murid yang buta adalah rendahnya penggunaan huruf braille dan sedikitnya guru yang menguasai huruf braille dengan baik (Hallahan & Kauffman, 2003).
2. Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli sejak lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan bicara dan bahasanya.
Beberapa kemajuan medis dan teknologi, seperti yang disebutkan disini, juga telah meningkatkan kemampuan belajar anak yang menderita masalah pendengaran antara lain:
Pemasangan Cochlear
Menempatkan semacam alat di telinga. Namun ini bukan prosedur yang permanen.
Sistem hearing aids dan amplifikasi
Perangkat telekomunikasi dan radiomail
GANGGUAN FISIK
a. Gangguan ortopedik
Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena masalah di otot, tulang, atau sendi. Tingkat gangguan bervariasi. Bisa disebabkan oleh problem prenatal, atau penyakit dan kecelakaan saat anak-anak.
b. Cerebral palsy
Merupakan gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan bicaranya tidak jelas.Penyebab umum dari cerebral palsy adalah kekurangan oksigen saat kelahiran.Banyak anak yang menderita cerebral palsy bicaranya tidak jelas. Untuk anak seperti ini, synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.
c. Gangguan kejang-kejang
Jenis yang paling kerap dijumpai adalah epilepsi yaitu gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.Anak yang mengalami epilepsi biasanya dirawat dengan obat anti kejang yang biasanya efektif dalam mengurangi gejala tapi tidak menghilangkan penyakitnya.
Retardasi Mental
Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual (Zigler, 2002). Selain intelegensinya rendah, anak dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian memerhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab sosial.
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. IQ rendah dan kemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak-kanak, dan tidak tampak pada periode normal, dan keadaan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak.
Retardasi mental diklasifikasikan menjadi retardasi ringan, moderat, berat dan parah.Individu dengan retardasi mental ringan masih banyak yang bisa bekerja dan mencari nafkah sendiri dengan dukungan pengawasan atau dukungan kelompok. Individu dengan retardasi mental berat membutuhkan lebih banyak dukungan, kemungkinan besar individu ini juga menunjukkan tanda-tanda komplikasi neurologis, seperti cerebral palsy, epilepsi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan atau cacat bawaan metabolis lainnya yang mempengaruhi sistem saraf pusat (Terman, dkk., 1996).
a. Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak (Dykens, Hodapp, & Finucane, 2000). Dari faktor genetik, bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah down syndrome (Sindrom Down) yang ditransmisikan (diwariskan) secara genetik. Anak dengan sindrom down ini punya kromosom lebih (kromosom 47). Dengan intervensi dini dan dukungan ekstensif dari keluarga anak dan dari kalangan profesional, banyak anak dengan sindrom down bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang mandiri (Boyles & Contadino, 1997). Anak penderita sindrom down bisa termasuk dalam kategori retardasi ringan sampai berat (Terman, dkk., 1996).
b. Selain sindrom down, ada tipe kedua dari retardasi mental yang diwariskan secara genetic yaitu Fragile X Syndrome. Sindrom ini diwariskan melalui kromosom X yang tidak normal, yang menyebabkan retardasi mental ringan sampai berat. Kerusakan otak dapat diakibatkan oleh bermacam-macam infeksi atau karena faktor lingkungan luar (DAS, 2000).
c. Faktor lingkungan dari luar yang dapat menyebabkan retardasi mental antara lain adalah benturan di kepala, malnutrisi, keracunan, luka saat kelahiran atau karena ibu hamil kecanduan alcohol. Fetal Alcohol Syndrome (FAS) adalah serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah yang muncul dalam diri anak dari ibu yang kecanduan minuman beralkohol pada waktu hamil.
Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara dan gangguan kefasihan bicara), dan problem bahasa (seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa).
Gangguan artikulasi
Gangguan artikulasi adalah problem dalam pengucapan suara secara benar.Anak penderita problem artikulasi mungkin sulit berkomunikasi dengan teman atau guru dan merasa malu.Akibatnya, anak enggan bertanya, tidak mau berdiskusi atau berkomunikasi dengan temannya.Problem artikulasi umumnya bisa diperbaiki dengan terapi bicara.
Gangguan suara
Gangguan suara tampak dalam ucapan yang tidak jelas, keras, terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.
Gangguan kefasihan
Gangguan kefasihan atau kelancaran bicara biasanya dinamakan “gagap”.Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak terbata-bata, jeda panjang atau berulang-ulang.
Gangguan bahasa
Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.Gangguan bahasa dapat menyebabkan problem belajar serius (Bernstein & Tigerman-Farber, 2002).
Gangguan / Ketidakmampuan Belajar
Berdasarkan definisinya, anak yang menderita gangguan belajar :
1. Punya kecerdasan normal atau di atas normal;
2. Kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran bahkan lebih;
3. Tidak memiliki problem atau gangguan lain seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan itu.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention Deficit Hyperactivity Disorderatau ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain:
a. Kurang perhatian;
Anak yang kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas.
b. Hiperaktif;
Anak hiperaktif menunjukkan level aktifitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak.
c. Impulsif.
Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.
Gangguan Emosional dan Perilaku
Kebanyakan anak pernah mengalami gangguan emosional pada saat waktu tertentu pada masa sekolah.Gangguan perilaku dan emosional terdiri atas problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah dan juga berhubungan dengan karakteristik sosioemosional yang tidak tepat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar