Jumat, 07 April 2017

Pendekatan Behavioral dalam Pembelajaran

Haii teman-teman Disini saya akan membagikan hasil resume mata kuliah pendidikan tentang pendekatan Behavioral dalam Pembelajaran Semoga Bermanfaat!!😊 Pendekatan Behavioral dalam Pembelajaran Pembelajaran adalah pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman. Pembelajaran melibatkan perilaku akademik dan non-akademik. A. Pendekatan behavioral untuk pembelajaran Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalamn yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. 1. Pengkondisian klasik Pada awal 1900-an, psikolog Rusia Ivan Pavlov tertarik pada cara tubuh mencerna makanan. Pavlov menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal sebagai pengkondisian klasik (classical conditioning). Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama. Pengkondisian klasik melibatkan dua tipe stimuli dan dua tipe respon, yaitu unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), conditioned response (CR). UR adalah respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. CS adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan CR setelah diasosiasikan dengan US. Pengkondisian klasik dapat berupa pengalaman negatif dan positif dalam diri anak di kelas. a. Generalisasi, Diskriminasi dan pelenyapan Generalisasi dalam pengkondisian klasik adalah tendensi dari stimulus baru yang sama dengan CS yang asli untuk menghasilkan respons yang sama (Jones, Kemenes & Bejamin,2001). Diskriminasi dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespon stimuli lainnya (Murphy, Beker, & Fouquet ,2001). Pelenyapan (extinction) dalam pengkondisian klasik adalah pelemahan CR karena tidak adanya US. b. Desentisasi sistematis Desentisasi sistematis adalah sebuah metode yang didasarkan pada pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dengan cara membuat individu mengasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan. Desensitisasi melibatkan sebuah tipe counterconditioning (McNeil, 2000). Perasaan rileks yang dibayangkan murid (US) menghasilkan reaksi (UR). Murid kemudian akan mengasosiasikan isyarat yang menimbulkan kecemasan (CS) dengan perasaan relaksasi. Semua isyarat yang menimbulkan kecemasan akan menghasilkan relaksasi (CR). c. Mengevaluasi pengkondisian klasik Pengkondisian klasik membantu kita memahami beberapa aspek pembelajaran dengan lebih baik. Namun, cara ini tidak efektif untuk menjelaskan perilaku sukarela, seperti mengapa murid belajar keras untuk satu mata pelajaran atau lebih menyukai sejarah ketimbang geografi. 2. Pengkondisian Operan Pengkondisian Operan adalah sebentuk pembelajaran di mana konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. a. Hukum efek Thorndike Hukum efek (law effect) Thorndike mengatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah. Pandangan Thorndike disebut teori S-R karena perilaku organisme itu dilakukan sebagai akibat dari hubungan antara stimulus dan respons. b. Pengkondisian operan skinner Penguatan dan hukuman Penguatan/ imbalan (reinforcement), adalah kosekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Penguatan ada dua yaitu : 1. Penguatan positif, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. 2. Penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak mennyenangkan) (Frieman,2002). Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau dihilangkan. Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Generalisasi, diskriminasi dan pelenyapan Generalisasi dalam pengkondisian operant berarti memberikan respon yang sama terhadap stimuli yang sama. Diskriminasi dalam pengkondisian operan berarti pembedaan di antara stimuli dan kejadian lingkungan . dalam pengkondisian operan, pelenyapan (extinction) terjadi ketika respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun di kelas, pelenyapan yang paling umum bagi guru adalah tidak lagi memberi perhatian pada suatu perilaku. B. Analisis perilaku terapan dalam pendidikan Analisis perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan : 1. Meningkatkan perilaku yang diharapkan Ada 5 strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan : a. Memilih penguat yang efektif, tidak semua penguat akan sama efeknya bagi anak. Untuk mencari penguat yang paling efektif bagi seorang anak , kita bisa meneliti apa yang memotivasi anak di masa lalu (sejarah penguatan), apa yang ingin dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat atau nilai penguat. Penguat yang sering dipakai oleh guru adalah aktivitas.Prinsip Premack, yang ditemukan oleh David Premack, menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas tinggi dapat berfungsi sebagai penguat aktivitas berprobabilitas rendah. b. Menjadi penguat kontingen dan tepat waktu, Agar sebuah penguat dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan perilaku tertentu. Penguat akan lebih efektif jika diberikan tepat pada waktunya, dan disegerakan secepat mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang diharapkan. c. Memilih jadwal penguat terbaik, Skinner (1953) menyusun konsep jadwal penguatan , yang merupakan jadwal penguatan parsial yang menentukan kapan suatu respons akan diperkuat. Empat jadwal penguatan utama : -Pendekatan Behavioral dan Kognitif dalam Pembelajaran Pembelajaran adalah pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman. Pembelajaran melibatkan perilaku akademik dan non-akademik. A. Pendekatan behavioral untuk pembelajaran Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalamn yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. 1. Pengkondisian klasik Pada awal 1900-an, psikolog Rusia Ivan Pavlov tertarik pada cara tubuh mencerna makanan. Pavlov menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal sebagai pengkondisian klasik (classical conditioning). Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama. Pengkondisian klasik melibatkan dua tipe stimuli dan dua tipe respon, yaitu unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), conditioned response (CR). UR adalah respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. CS adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan CR setelah diasosiasikan dengan US. Pengkondisian klasik dapat berupa pengalaman negatif dan positif dalam diri anak di kelas. a. Generalisasi, Diskriminasi dan pelenyapan Generalisasi dalam pengkondisian klasik adalah tendensi dari stimulus baru yang sama dengan CS yang asli untuk menghasilkan respons yang sama (Jones, Kemenes & Bejamin,2001). Diskriminasi dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespon stimuli lainnya (Murphy, Beker, & Fouquet ,2001). Pelenyapan (extinction) dalam pengkondisian klasik adalah pelemahan CR karena tidak adanya US. b. Desentisasi sistematis Desentisasi sistematis adalah sebuah metode yang didasarkan pada pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dengan cara membuat individu mengasosiasikan relaksasi dengan visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan. Desensitisasi melibatkan sebuah tipe counterconditioning (McNeil, 2000). Perasaan rileks yang dibayangkan murid (US) menghasilkan reaksi (UR). Murid kemudian akan mengasosiasikan isyarat yang menimbulkan kecemasan (CS) dengan perasaan relaksasi. Semua isyarat yang menimbulkan kecemasan akan menghasilkan relaksasi (CR). c. Mengevaluasi pengkondisian klasik Pengkondisian klasik membantu kita memahami beberapa aspek pembelajaran dengan lebih baik. Namun, cara ini tidak efektif untuk menjelaskan perilaku sukarela, seperti mengapa murid belajar keras untuk satu mata pelajaran atau lebih menyukai sejarah ketimbang geografi. 2. Pengkondisian Operan Pengkondisian Operan adalah sebentuk pembelajaran di mana konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. a. Hukum efek Thorndike Hukum efek (law effect) Thorndike mengatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah. Pandangan Thorndike disebut teori S-R karena perilaku organisme itu dilakukan sebagai akibat dari hubungan antara stimulus dan respons. b. Pengkondisian operan skinner Penguatan dan hukuman Penguatan/ imbalan (reinforcement), adalah kosekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Penguatan ada dua yaitu : 1. Penguatan positif, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. 2. Penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak mennyenangkan) (Frieman,2002). Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau dihilangkan. Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Generalisasi, diskriminasi dan pelenyapan Generalisasi dalam pengkondisian operant berarti memberikan respon yang sama terhadap stimuli yang sama. Diskriminasi dalam pengkondisian operan berarti pembedaan di antara stimuli dan kejadian lingkungan . dalam pengkondisian operan, pelenyapan (extinction) terjadi ketika respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun di kelas, pelenyapan yang paling umum bagi guru adalah tidak lagi memberi perhatian pada suatu perilaku. B. Analisis perilaku terapan dalam pendidikan Analisis perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan : 1. Meningkatkan perilaku yang diharapkan Ada 5 strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan : a. Memilih penguat yang efektif, tidak semua penguat akan sama efeknya bagi anak. Untuk mencari penguat yang paling efektif bagi seorang anak , kita bisa meneliti apa yang memotivasi anak di masa lalu (sejarah penguatan), apa yang ingin dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat atau nilai penguat. Penguat yang sering dipakai oleh guru adalah aktivitas.Prinsip Premack, yang ditemukan oleh David Premack, menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas tinggi dapat berfungsi sebagai penguat aktivitas berprobabilitas rendah. b. Menjadi penguat kontingen dan tepat waktu, Agar sebuah penguat dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan perilaku tertentu. Penguat akan lebih efektif jika diberikan tepat pada waktunya, dan disegerakan secepat mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang diharapkan. c. Memilih jadwal penguat terbaik, Skinner (1953) menyusun konsep jadwal penguatan , yang merupakan jadwal penguatan parsial yang menentukan kapan suatu respons akan diperkuat. Empat jadwal penguatan utama : - Jadwal rasio-tetap, suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respons. - Jadwal rasio-verbal, suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respons, akan tetapi tidak berdasarkan pada basis yang dapat diprediksi. - Jadwal interval-tetap, respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan dperkuat. - Jadwal interval- variabel, suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel waktu berlalu. d. Menggunakan perjanjian Perjanjian (contracting) adalah menempatkan kontingensi penguatan dalam tulisan. Analisis perilaku terapan mengatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru dan murid. e. Menggunakan penguatan negatif secara efektif Menggunakan penguatan negatif memiliki sejumlah kekurangan. Kadang-kadang ketika guru menggunakan strategi behavioral ini, anak marah, lari ke luar ruang, atau menobrak-abrik barang. 2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukan (shaping) Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Prompt membantu perilaku terus berlajut. Setelah murid secara konsisten menunjukan respon yang benar, maka prompt tidak dibutuhkan lagi. Shaping adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran. Shaping diimplementasikan hanya jika tipe penguatan positif dan prompt tidakk berhasil. Shaping membutuhkan penguatan sejumlah langkah kecil menuju keperilaku sasaran, dan ini mungkin memerlukan waktu yang lama. 3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan Langkah-langkah mengurangi perilaku yang tidak diharapkan : a. Menggunakan penguatan diferensial, guru memperkuat perilaku yang lebih tepat atau yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan anak. b. Menghentikan penguatan (pelenyapan),Strategi menghentikan penguatan ini adalah menarik penguatan terhadap perilaku tidak tepat atau tidak pantas. Banyak guru kesulitan untuk mengetahui apakah mereka telah memberi perhatian terlalu banyak pada perilaku tidak tepat. c. Menghilangkan stimuli yang diinginkan. Dua strategi dalam opsi ini adalah : · Time-out,Paling sering dipakai guru untuk menghilangkan stimuli yang diinginkan. · Responce cost, yakni menjauhkan penguatan positif dari murid. Seperti halnya time-out, response cost harus diiringi dengan strategi untuk meningkatkan perilaku positif si murid. d. Menyajikan stimuli yang tidak disukai (hukuman) Stimuli tidak menyenangkan ini bukan hukuman efektif karena stimuli itu tidak mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dan bahkan kadang-kadang menambahkan perilaku yang tak diinginkan. Tipe paling umum dari stimuli yang tidak menyenangkan ini adalah guru menggunakan teguran verbal. 4. Mengevaluasi pengkondisian operan dan analisis terapan Pengkondisian operan dan analisis perilaku terapan memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran (Kadzin,2001 ;Martin & Pear,2002; Purdy,dkk,2001). Kritrik terhadap pengkondisian operan dan analisis perilaku terapan mengatakan bahwa seluruh pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada kontrol eksternal atas perilaku murid. - Jadwal rasio-tetap, suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respons. - Jadwal rasio-verbal,suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respons, akan tetapi tidak berdasarkan pada basis yang dapat diprediksi. - Jadwal interval-tetap, respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan dperkuat. - Jadwal interval- variabel, suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel waktu berlalu. d. Menggunakan perjanjian Perjanjian (contracting) adalah menempatkan kontingensi penguatan dalam tulisan. Analisis perilaku terapan mengatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru dan murid. e. Menggunakan penguatan negatif secara efektif Menggunakan penguatan negatif memiliki sejumlah kekurangan. Kadang-kadang ketika guru menggunakan strategi behavioral ini, anak marah, lari ke luar ruang, atau menobrak-abrik barang. 2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukan (shaping) Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Prompt membantu perilaku terus berlajut. Setelah murid secara konsisten menunjukan respon yang benar, maka prompt tidak dibutuhkan lagi. Shaping adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran. Shaping diimplementasikan hanya jika tipe penguatan positif dan prompt tidakk berhasil. Shaping membutuhkan penguatan sejumlah langkah kecil menuju keperilaku sasaran, dan ini mungkin memerlukan waktu yang lama. 3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan Langkah-langkah mengurangi perilaku yang tidak diharapkan : a. Menggunakan penguatan diferensial, guru memperkuat perilaku yang lebih tepat atau yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan anak. b. Menghentikan penguatan (pelenyapan),Strategi menghentikan penguatan ini adalah menarik penguatan terhadap perilaku tidak tepat atau tidak pantas. Banyak guru kesulitan untuk mengetahui apakah mereka telah memberi perhatian terlalu banyak pada perilaku tidak tepat. c. Menghilangkan stimuli yang diinginkan. Dua strategi dalam opsi ini adalah : · Time-out,Paling sering dipakai guru untuk menghilangkan stimuli yang diinginkan. · Responce cost, yakni menjauhkan penguatan positif dari murid. Seperti halnya time-out, response cost harus diiringi dengan strategi untuk meningkatkan perilaku positif si murid. d. Menyajikan stimuli yang tidak disukai (hukuman) Stimuli tidak menyenangkan ini bukan hukuman efektif karena stimuli itu tidak mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dan bahkan kadang-kadang menambahkan perilaku yang tak diinginkan. Tipe paling umum dari stimuli yang tidak menyenangkan ini adalah guru menggunakan teguran verbal. 4. Mengevaluasi pengkondisian operan dan analisis terapan Pengkondisian operan dan analisis perilaku terapan memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran (Kadzin,2001 ;Martin & Pear,2002; Purdy,dkk,2001). Kritrik terhadap pengkondisian operan dan analisis perilaku terapan mengatakan bahwa seluruh pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada kontrol eksternal atas perilaku murid. Nahh demikian hasil resume saya tentang Pendekatan Behavioral dalam pembelajaran. Daftar Pustaka : Santrock.John.W"Psikologi Pendidikan,edisi kedua" McGraw-Hill Company,Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar